Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Digital Mencegah Kepunahan Bahasa

Kompas.com - 19/02/2012, 18:54 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

VANCOUVER, KOMPAS.com - Teknologi digital dalam bentuk media sosial, seperti Facebook, Youtube dan pesan digital serta perangkatnya, dapat menjadi penyelamat bahasa-bahasa yang terancam punah di Bumi.

Dalam pertemuan American Association for the Adavancement of Science di Vancouver pekan ini, pakar linguistik dari Swarthmore College, David Horrison, mengatakan bahwa dalam aplikasi di iPhone pun terdapat program Bahasa Tuvan yang menjadi alat komunikasi oleh orang Siberia dan Mongolia. Dengan aplikasi itu, orang yang lebih muda bisa belajar bahasa leluhurnya dengan lebih mudah.

"Bahasa-bahasa kecil memakai media sosial, Youtube, SMS, dan ragam macam teknologi untuk menyebarluaskan bahasa dan eksistensinya," kata Harrison seperti dikutip BBC, Sabtu (18/2/2012).

Globalisasi dituding sebagai ancaman bagi kepunahan setengah dari 7.000 bahasa di Bumi. Teknologi digital dianggap sebagai sesuatu yang akan mempertahankan eksistensi bahasa tersebut. "Saya menyebutnya sisi lain globalisasi. Kita banyak mendengar sisi gelap globalisasi pada budaya kecil untuk mengasimilasi," ujar Harrison.

Lewat teknologi digital, sekelompok kecil orang yang berbicara dalam bahasa tertentu dapat menyebarluaskan bahasanya sehingga didengar dan berpotensi dipakai lebih banyak kalangan.

Harrison bersama National Geographic kini membantu pengembangan kamus berisi 32.000 kata dalam 8 bahasa yang terancam punah. Kata-kata juga direkam sehingga pengguna tahu bagaimana harus mengucapkannya. Kata-kata dalam kamus diucapkan oleh native speaker. Salah satu native speaker itu adalah Alfred "Bud" Lane, salah satu pengguna terakhir bahasa Silets Dee-ni di wilayah Oregon.

Dalam proyek penyusunan kamus online itu, Lane telah merekam 14.000 kata. Ia mengatakan bahwa apa yang dilakukannya bisa menjadi jembatan bagi anggota sukunya.

Margaret Noori, pakar studi Amerika di Universitas Michigan dan pengguna bahasa Anishinaabemowin, yakni paduan 200 bahasa dari wilayah Kanada dan Amerika Serikat, juga terlibat dalam proyek tersebut. Ia mengatakan, banyak komunitas pengguna bahasa terancam punah juga memakai Facebook. "Apa yang kami lakukan adalah menghubungkan orang. Semua untuk mempertahankan bahasanya," jelasnya.

Harrison menuturkan, "Semua yang orang tahu tentang planet, tumbuhan, hewan dan bagaimana hidup berkelanjutan, es kutub, serta perbedaan ekosistem dikomunikasikan lewat budaya dan bahasa. Hanya sedikit saja yang sudah tertulis di literatur ilmiah."

"Jika kita peduli pada kelangsungan Bumi, kita akan mengambil manfaat dari bertahannya basis pengetahuan (bahasa) ini," pungkasnya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'PUBG Mobile' PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

"PUBG Mobile" PMSL SEA Summer 2024 Mulai 8 Mei, Ini Jadwal dan Tim yang Main

Game
Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

Internet Starlink Elon Musk Cocok di Daerah Terpencil yang Tak Terjangkau Fiber Optic

e-Business
Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 'Supplier' Produk Apple

Jokowi Prihatin Indonesia Hanya Punya 2 dari 320 "Supplier" Produk Apple

e-Business
Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

Mengenal Transsion, Perusahaan HP China Induk Infinix, Tecno, dan Itel

e-Business
Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Cara Mengatasi Background Google Meet Terbalik

Software
Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Cara Nonton Apple Event Nanti Malam Pukul 21.00 WIB, iPad Baru Dirilis?

Gadget
Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi 'Tuan Rumah Kehormatan' di Tengah Ancaman Pemblokiran

Bos TikTok Tampil Glamor di Met Gala 2024, Jadi "Tuan Rumah Kehormatan" di Tengah Ancaman Pemblokiran

e-Business
Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Komparasi: Samsung Galaxy S24 Plus Vs Samsung Galaxy S24 Ultra

Gadget
Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Blackview BL9000 Pro Meluncur, Ponsel Tangguh dengan Pendeteksi Panas Tubuh

Gadget
Cara Login WhatsApp Tanpa Kode Verifikasi dengan Mudah dan Cepat

Cara Login WhatsApp Tanpa Kode Verifikasi dengan Mudah dan Cepat

Software
Bocoran Gadget Baru yang Rilis di Apple Event Nanti Malam, Ada iPad Pro?

Bocoran Gadget Baru yang Rilis di Apple Event Nanti Malam, Ada iPad Pro?

Gadget
Kena Tipu, Penjual Bitcoin Rugi Rp 1 Triliun

Kena Tipu, Penjual Bitcoin Rugi Rp 1 Triliun

Internet
Penjualan Lesu, Tesla Lakukan PHK Karyawan

Penjualan Lesu, Tesla Lakukan PHK Karyawan

e-Business
Good Lock, Aplikasi Eksklusif Smartphone Samsung Galaxy Tersedia di Play Store

Good Lock, Aplikasi Eksklusif Smartphone Samsung Galaxy Tersedia di Play Store

Software
Cerita Orang Bandung dan Jaksel Pakai Internet 'Starlink' Elon Musk, Kecepatan Tembus 300 Mbps

Cerita Orang Bandung dan Jaksel Pakai Internet "Starlink" Elon Musk, Kecepatan Tembus 300 Mbps

Internet
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com